Bersama Ngopeni dan Ngelakoni Jateng – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

SEMARANG – Puluhan ribu warga Jawa Tengah yang datang dari berbagai daerah tumplek-blek di halaman Kantor Gubernuran, untuk mengikuti lantunan selawat bersama majelis Azzahir pimpinan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf, Minggu (1/6/2025).

Kegiatan Jateng Bersholawat kali ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, sekaligus 100 Hari Kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, dan Wakil GubernurTajYasin.

Acara yang dipandu Bedu, pelawak yang kerap mondar-mandir di televisi nasional itu dihadiri pasangan Luthfi-Yasin, Sekda Jateng Sumarno, Habib Ali Zainal, dan Bupati/Wali Kota se-Jawa Tengah. Selain itu, hadir pula Gus Muhammad Abdurrahman Al Kautsar asal Kediri, yang memberikan siraman rohani.

Gubernur Ahmad Luthfi menyampaikan, pembangunan Jawa Tengah ke depan dilakukan secara bersama-sama dengan bupati/ wali kota. Karena tiap daerah memiliki problem sekaligus potensi yang berbeda-beda.

“Jawa Tengah itu ada 37 juta penduduk dengan segala problemnya. Ini tidak bisa menyelesaikan permasalahan secara parsial. Sehingga harus bersama-sama. Dalam bahasa Jawa itu, desa mawa cara, negara mawa tata,” ujarnya.

Luthfi menegaskan, dia bersama Gus Yasin berkomitmen akan mengabdi untuk kemajuan Jawa Tengah ke depan. Sesuai slogan yang telah diusung yakni Ngopeni dan Ngelakoni Jawa Tengah.

“Ngopeni itu pemimpin harus tahu permasalahan, sehingga salah satu upaya adalah Kantor Gubernur sebagai rumah rakyat sebagai wadah mengadu bagi masyarakat. Ini juga dibuka untuk tiap bakorwil. Dan Ngelakoni artinya mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan itu,” tegasnya.

Gus Yasin menambahkan, di antara program yang diusung salah satunya adalah Pesantren Obah. Yakni memajukan dunia pendidikan melalui pondok pesantren.

“Pesantren Obah, kita kolaborasi dengan Pondok Pesantren untuk memberikan perhatian kepada anak kita,” tuturnya.

Melalui program tersebut, Pemprov Jawa Tengah memberikan beasiswa kepada santri berprestasi untuk bisa melanjutkan kuliah hingga luar negeri.

“Kami akan memfasilitasi santri untuk mendapat pendidikan bisa belajar ke Mesir, Jerman, Australia, atau di Universitas di Jawa Tengah yang telah MoU dengan Pemprov. Namun dengan syarat setelah lulus bisa mengabdi di pesantrennya masing-masing,” terangnya.

Sementara itu, Gus Muhammad Abdurrahman Al Kautsar menyampaikan, majelis sholawat merupakan pertemuan yang sangat penting. Ia juga mengingatkan bahwa ulama dan umara harus sejalan dalam membangun bangsa.

“Ulama dan umara harus sejalan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 



Source link

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *