Category: Uncategorized

  • Ini Penanganan Jangka Pendek Rob yang Kerap Rendam Jalur Pantura Sayung Demak – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DI Yogyakarta saat ini menyatakan, pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 akan menjadi penanganan banjir terintegrasi jangka panjang. Sedangkan untuk jangka pendek, akan dilakukan peninggian jalan terutama di wilayah Kaligawe Semarang hingga Sayung Demak.

    “Kalau rob ini kan boleh dikatakan imbas dari fenomena alam. Jadi beberapa kali kita tangani di sini. Di tahun 2007, kita pernah melakukan peninggian di sepanjang Kaligawe sampai Sayung kurang lebih 1 meter. Itu siklus 10 tahunan” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Khusairi, di lokasi pendapa pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kawasan Industri Terboyo Semarang, Kamis (5/6/2025).

    Dia menjelaskan, siklus 10 tahunan yang dimaksud yaitu setiap 10 tahun sekali maka akan terjadi penurunan permukaan jalan 10 cm per tahun. Seperti pada 2017, terjadi penurunan di level jalan yang sama. Pada 2017, pihaknya kembali melakukan peninggian jalan, sampai akhirnya banjir yang merendam jalan pun teratasi.

    Namun pada 2025, kembali lagi terjadi penurunan. Karena itu pihaknya akan kembali melakukan peninggian jalan sekitar 1 km, yaitu dari depan Terminal Terboyo Semarang hingga depan pabrik Polytron di Sayung Demak.

    “Untuk mengatasi rob, satu-satunya antibiotiknya ya giant sea wall (tanggul laut). Kami juga korban. Rob terjadi hampir setiap hari. Kita beberapa kali melakukan penebalan-penebalan jalan. Enggak sedikit dana pemeliharaan yang kita keluarkan. Ada jalan berlubang, black hole. Tapi fenomena rob kan terjadi setiap hari,” ujarnya.

    Karena itu, kata dia, pemerintah pusat berupaya menanganinya dengan melakukan pembangunan tanggul laut (giant sea wall), untuk bisa mengatasi rob di sepanjang Kaligawe sampai Sayung. Adapun peninggian jalan yang dimaksud pada tahun ini, pihaknya saat ini tengah melakukan lelang proyek.

    Apakah memungkinkan jika dipasang atau dibangun talut di titik langganan rob sepeti di Sayung? Khusairi menjelaskan, jika di situ dibangun talut maka rob akan berpindah ke tempat yang lebih rendah, atau berpindah ke tempat lain.

    “Satu-satunya jalan (penanganan rob pantura), kita bendung dari sini (giant sea wall), sama sekali tidak masuk ke daratan,” jelasnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

     

     



    Source link

  • Jadi Solusi Banjir Rob, Warga Sambut Positif Pembangunan Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Upaya pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang dan Kabupaten Demak yang dilakukan pemerintah dengan membangun kolam retensi Teboyo dan Sriwulan, disambut positif oleh masyarakat.

    Keberadaan kolam retensi tersebut akan mendukung fungsi giant sea wall, sebagai solusi atas permasalahan banjir dan rob yang sering melanda wilayah pesisir Semarang dan Demak.

    Penjaga warung di Kawasan Industri Terboyo Semarang, Nur Ali berharap, agar infrastruktur yang telah dirancang ini, bisa menanggulangi banjir dan rob yang seringkali merendam permukiman warga dan jalan raya.

    Warga Sayung Kabupaten Demak ini, mengaku terganggu dengan rob di Jalan Pantura saat berangkat kerja. Maka, kolam retensi dan tanggul laut diharapkan bisa mencegah rob, sehingga aktivitas dan mobilitas masyarakat lancar.

    “Harapannya bisa menanggulangi rob, biar tidak balik ke kampung, ke jalan-jalan. Akses jalan biar lancar. Kalau jalan lancar itu juga perekonomian kan lancar,” harap Nur Ali, saat ditemui di Kawasan Industri Terboyo, Kamis (5/6/2025).

    Sementara itu, Wahyu, seorang sopir angkot berpendapat, keberadaan kolam retensi menjadi harapan baru bagi masyarakat yang selama ini terdampak banjir dan rob.

    Menurutnya, upaya pengendalian yang selama ini mengandalkan pompa dan peninggian jalan tidak cukup. Sehingga dia berharap pengerjaan proyek tersebut bisa segera selesai, supaya banjir dan rob tidak lagi terjadi.

    “Harapannya masyarakat segera tertangani, kasihan warga yang terdampak seperti di pesisir itu banyak yang kehilangan mata pencahariannya,” ucap warga Muktiharjo Kidul, Kota Semarang tersebut.

    Terkait pembangunan kolam retensi Sriwulan dan Teboyo, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak 3, Dadang Ismu Hardianto mengungkapkan, kolam retensi tersebut nantinya akan menyatu dengan tanggul laut raksasa.

    Dikatakan, kolam retensi Terboyo memiliki luas hampir 189 hektare dengan daya tampung mencapai 6 juta meter kubik air. Adapun kolam retensi Sriwulan seluas 28 hektare mampu menampung lebih dari 1 juta meter kubik air.

    Nantinya di setiap kolam ada rumah pompa yang berfungsi mengalirkan air ke laut. Di masing-masing rumah pompa beroperasi empat unit pompa besar dengan kekuatan 5.000 liter per detik, dan dua pompa kecil berkekuatan 500 liter per detik.

    “Kalau kolam retensi Ternboyo juga ada enam. Kita menyediakan enam pompa dengan kapasitas sama, 5 ribu liter per detik yang besar, yang kecil ada 500 liter per detik,” ungkap Dadang, saat meninjau progres pembangunan kolam retensi di Semarang, Kamis (5/6/2025).

    Dia mengatakan, kolam retensi akan berfungsi mengendalikan banjir dan rob. Teknisnya, air dari jalan raya akan masuk ke saluran drainse, lalu mengalir ke berbagai sungai hingga bermuara ke kolam. Setelah itu, air yang tertampung dibuang ke laut melalui pompa.

    Dadang melanjutkan, progres pembangunan kolam retensi Terboyo dan Sriwulan sudah 27 persen. Saat ini sedang berproses perbaikan tanah dasar untuk dirancang fondasi bangunan. Pihaknya juga tengah melakukan upaya pembebasan lahan.

    Pihaknya menargetkan pengerjaan kolam retensi Sriwulan dan Terboyo akan rampung pada September 2026, dengan catatan pembebasan lahan harus selesai pada Desember 2025.

    “Secara angka 27 persen, kita targetnya selesai semuanya itu di september 2026, itu sudah paling cepat. Ini masih ada kendala pembebasan lahan, dengan asumsi lahan bebas di Desember 2025,” ungkap Dadang. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

     



    Source link

  • TMMD Sengkuyung Tahap II 2025 Rampung, Desa Ponjen Miliki Jalan Baru – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    PURBALINGGA – Akses jalan antara Desa Ponjen dengan Desa Krangean di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga kini mudah dilalui kendaraan. Jalan baru sepanjang 975 meter dengan lebar 6 meter terbentang di antara kedua desa tersebut, sebagai salah satu hasil dari Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II Tahun 2025.

     

     

     

    Dandim 0702/Purbalingga, Untung Iswahyudi, menuturkan, pembukaan jalan itu dapat memangkas jarak tempuh sekitar 17 kilometer antara Desa Ponjen dan Desa Krangean, sehingga waktu perjalanan bisa berkurang.

     

     

     

    “Hal yang sangat luar biasa, ada nilai manfaat lebih. Jalan ini akan menghubungkan antara Desa Krangean dengan Desa Ponjen sehingga masyarakat bisa menghemat jarak tempuh. Semoga nanti ke depan jalan ini benar-benar bermanfaat untuk semuanya, baik dari sektor pertanian, kesehatan, maupun bagi anak-anak sekolah,” jelas Dandim Untung, pada acara penutupan Program TMMD Sengkuyung Tahap II Tahun 2025, di lapangan desa setempat, Rabu (4/6/2025).

     

     

     

    “Hal yang sangat luar biasa, ada nilai manfaat lebih. Jalan ini akan menghubungkan antara Desa Krangean dengan Desa Ponjen sehingga masyarakat bisa menghemat jarak tempuh. Semoga nanti ke depan jalan ini benar-benar bermanfaat untuk semuanya, baik dari sektor pertanian, kesehatan, maupun bagi anak-anak sekolah,” jelas Dandim Untung.

     

     

     

    Menurut pria berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) tersebut, pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap II Tahun 2025 ini didukung dengan APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp410 juta, serta APBD Kabupaten Purbalingga sebesar Rp160 juta.

     

     

     

    Dandim berharap, warga Desa Ponjen dapat merawat seluruh hasil pembangunan TMMD dengan baik.

     

     

     

    “Saya berharap seluruh hasil pekerjaan sasaran fisik ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Saya menitipkan pesan agar apa yang telah kita bangun bersama ini dipelihara dan dirawat sehingga memiliki masa pakai yang panjang,” pesannya.

     

     

     

    Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, mengapresiasi penuh hasil kerja tentara bersama warga setempat tersebut.

     

     

     

    “Tadi kami mencoba menapaki jalannya. (Jalannya) sangat lebar, luas, dan pastinya akan sangat bermanfaat bagi warga masyarakat sekitar Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar. Kami mengucapkan terima kasih,” tambahnya.

     

     

     

    Sebagai informasi, di Purbalingga, TMMD Sengkuyung Tahap I Tahun 2025 diselenggarakan selama 30 hari, pada 6 Mei hingga 4 Juni 2025. Targetnya terdiri dari pembangunan fisik dan nonfisik yang seluruhnya tercapai.

     

     

    Target pembangunan fisik berupa pembangunan jalan, plat beton, jalan rabat beton, talud, drainase, lima unit gorong-gorong, serta rehabilitasi dua unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

     

     

     

    Target pembangunan nonfisik terdiri dari penyuluhan di bidang hukum dan sosial kemasyarakatan. Selain itu, ada pula pembekalan materi yang melibatkan TNI, Polri, Kejaksaan, dan instansi pemerintah Kabupaten Purbalingga lainnya. Selain itu, penanaman pohon, penyerahan bantuan kursi roda, PMT bagi ibu hamil dan balita, paket beras dan lele, serta pelayanan pengobatan gratis bagi masyarakat Desa Ponjen.

     

     

     

    Penulis: Dhs, Kominfo Purbalingga

    Editor: Tn, Diskominfo Jateng



    Source link

  • Momen Gus Yasin Mendongeng di Hadapan Siswa PAUD dan TK – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    BREBES – Ada momentum tak biasa bagi seorang Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, saat berkunjung di TK Pertiwi Limbangan Kulon, Brebes, Kamis (5/6/2025). Ia membaca buku dongeng tentang beruang di hadapan lebih dari 20 anak usia dini.

    Saat itu, wagub didampingi istri, yang juga Bunda PAUD, Nawal Arafah Yasin. Mereka berdua bahkan terlihat seperti orang tua dari anak-anak. Tidak ada jarak, dengan duduk lesehan, Gus Yasin, sapaan wagub, membaca dongeng sambil memangku salah satu anak. Sedangkan Nawal duduk disamping dengan berkerumun hangat bersama anak-anak yang lain.

    Ya, kunjungan Gus Yasin dan Nawal Arafah hari itu, sebagai upaya kampanye pentingnya membaca buku dimulai dari kalangan anak usia dini. Sehingga nantinya, dapat mewujudkan generasi yang literatif.

    “Hari ini kita bersama Bunda PAUD berkunjung ke PAUD di Limbangan Kulon, dan mereka sangat antusias,” ujar Gus Yasin.

    Menurutnya, mengenalkan buku pada anak-anak, sangat penting untuk membentuk karakter bangsa. Dan generasi bangsa tersebut akan berkembang menjadi mandiri yang inovatif.

    “Nanti kalau sudah dewasa mereka nanti akan mampu berinovasi. Inilah yang kita harapkan,” tandasnya.

    Dalam kesempatan itu, Gus Yasin bersama Nawal Arafah, memberikan bantuan bingkisan berisi buku, alat tulis, dan susu, kepada siswa PAUD dan TK. Acara kemudian dipungkasi dengan doa bersama. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

     



    Source link

  • 63 Mustahik Brebes dan Pemalang Terima Bantuan Modal Usaha – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    BREBES – Sebanyak 63 orang mustahik produktif dari Kabupaten Brebes dan Pemalang, menerima bantuan modal usaha dari Baznas Provinsi Jawa Tengah. Bantuan berupa modal usaha senilai Rp2,5 juta per orang tersebut, diserahkan kepada para penerimanya, di Grand Dian Hotel Brebes, Selasa (3/6/2025).

     

     

    Wakil Bupati Brebes, Wurja, berharap, bantuan tersebut bisa menjadi titik awal perubahan ekonomi warga penerima.

     

     

     

    “Dengan bantuan ini, walaupun sedikit bisa meringankan. Lama-lama, nanti angka kemiskinan di Brebes sedikit demi sedikit akan berkurang,” tuturnya.

     

     

     

    Wurja mengatakan, program bantuan merupakan bentuk kepercayaan dan dukungan kepada para penerima, agar lebih berdaya dan lebih mandiri daripada kondisi saat ini, serta mampu membangun kehidupan ekonomi yang lebih baik.

     

     

    “Saya yakin dengan semangat dan tekad yang kuat, insyaallah bantuan ini bisa berkembang menjadi usaha yang lebih besar ke depannya,” ujarnya.

     

     

     

    Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji, mengatakan, berbagai program telah dilaksanakan Baznas Jateng, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat. Selain bantuan modal usaha produktif, pihaknya juga telah menyelenggarakan pelatihan keterampilan dan memberikan bantuan paket sembako, dengan target 15.000 orang penerima selama setahun.

     

     

     

    “Jumlah penerima bantuan modal usaha produktif tahun 2025 di Jateng sebanyak 3.500 orang, khusus di Brebes dan Pemalang ada sebanyak 63 mustahik yang menerima bantuan modal usaha, masing-masing sebesar Rp2,5 juta,” terangnya.

     

     

     

    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kesra Setda Prov Jateng, Woro Budi Sayekti, menuturkan, pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan Baznas, dalam upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem di Jateng.

     

     

     

    Penulis: Bayu Arfi/Wasdiun, Kontributor Brebes

    Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng



    Source link

  • Galakkan “Mageri Segoro”, Ahmad  Luthfi Tanam 1,5 Juta Mangrove di Pesisir Jateng – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    BREBES – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin menggalakkan program “Mageri Segoro” di pesisir Jawa Tengah. Gerakan itu ditandai dengan acara penanaman mangrove serentak di Pantai Randusanga, Brebes, Kamis (5/6/2025).

    Luthfi mengatakan, gerakan itu bukan seremonial belaka, namun sebagai bentuk komitmen nyata untuk menjaga ekosistem pesisir di wilayahnya.

    “Mageri Segoro itu bukan kebiasaan, tapi budaya kita. Dulu kita sudah masukin rekor Muri satu juta mangrove, hari ini sampai dengan Desember kita targetkan 1,5 juta mangrove,” tegas Luthfi di hadapan peserta.

    Ditambahkan, ada sebanyak 17 kabupaten/kota di wilayahnya yang memiliki garis pantai. Saat ini, banyak garis pantai yang terkena aberasi. Karenanya, mangrove yang ditanam itu perlu dijaga dengan baik untuk mencegah aberasi.

    Menurut Luthfi, penanaman harus dibarengi dengan perawatan berkelanjutan. Ia mendorong keterlibatan generasi muda dalam gerakan lingkungan.

    “Adik-adik kita didik untuk cinta lingkungan, tidak hanya tanam tapi juga merawat dan memelihara. Garis pantai harus kita pagari, Mageri Segoro. Bukan hanya rumah saja yang kita pagari. Jadi, pagari laut dengan cara memelihara ekosistem,” tegasnya.

    Luthfi optimistis kolaborasi lintas pihak, akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat pesisir.

    Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menambahkan kegiatan Mageri Segoro ini sebelumnya telah Ia mulai di wilayah Sayung, Demak. Kegiatan ini merupakan  wujud kecintaan kita terhadap lingkungan.

    Alhamdulillah masyarakat berterima kasih kepada seluruh stakeholder yang sudah membantu banjir rob di Sayung,” ujarnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, Widi Hartanto melaporkan, gerakan penanaman mangrove serentak itu melibatkan 2.000 peserta, dan digelar serentak di 17 kabupaten/kota, 185 desa di 54 kecamatan di wilayah pesisir Jateng. Total 200.000 batang mangrove ditanam dalam sehari, di total luas area 3.000 hektare.

    “Khusus di Pantai Randusanga, jumlah bibit yang ditanam mencapai 25.200 batang di lahan 4 hektare. Penanaman juga dilakukan di 13 desa lain di Brebes, dengan total 26.000 batang,” kata Widi.

    Selama Maret hingga Mei 2025, jumlah bibit yang telah ditanam di Jateng oleh seluruh stakeholder mencapai 260.102 batang. Target penanaman hingga Desember mendatang sebanyak 1,5 juta batang, di atas 150 hektare wilayah pesisir. (Humas Jateng)*ul

     



    Source link

  • Ahmad Luthfi Nyalakan Asa Masyarakat Pesisir Lepas dari Ancaman Aberasi dan Rob – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    BREBES – Kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi ke Pantai Randusanga, Kabupaten Brebes, untuk memimpin penanaman mangrove secara serentak, menyalakan asa masyarakat di wilayah pesisir, untuk lepas dari ancaman aberasi dan rob.

    Asa itu terlihat dari antusiasme masyarakat di Brebes dan 16 kabupaten/ kota lain di Pesisir Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa Tengah, yang mengikuti kegiatan penanaman mangrove serentak.

    Diketahui, selama puluhan tahun kondisi pantai Randusanga, Kabupaten Brebes, terus tergerus aberasi. Kondisi itu menghambat aktivitas para pedagang dan masyarakat pemilik tambak.

    “Minta tolong, Pak. Selamatkan pantai dan tambak kami. Tambaknya itu sudah seperti lautan,” ujar Khusnaini, seorang pedagang di Pantai Randusanga saat bertemu Ahmad Luthfi, seusai penanaman mangrove, Kamis (5/6/2025).

    Selama puluhan tahun, lanjutnya, kondisi tersebut dialami oleh masyarakat sekitar. Pengunjung tidak mau lagi datang ke Pantai Randusanga, karena banjir dan jalan rusak. Penanaman mangrove itu diharapkan dapat memperbaiki kondisi pantai dan tambak milik masyarakat.

    “Minta diperbaiki pantainya, bila perlu dikasih pemecah gelombang, jalannya diperbaiki. Tambak-tambak diperbaiki seperti semula, tambaknya itu seperti laut,” beber Khusnaini, saat berdialog dengan Ahmad Luthfi.

    Harapan lain dari program Mageri Segoro tersebut disampaikan Nunung dan Siri Humairoh. Keduanya mengaku senang karena ada program penanaman mangrove yang bermanfaat bagi lingkungan hidup, khususnya di wilayah pesisir.

    “Kami senang, karena kegiatan ini berdampak positif terhadap lingkungan. Harapannya bisa mengatasi kerusakan lingkungan di pesisir pantai,” ujar keduanya.

    Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma menyatakan, program Mageri Segoro merupakan program yang luar biasa. Apalagi di Brebes dikenal dengan aberasi dan rob, yang tidak mudah tertangani. Program tersebut merupakan tindakan nyata yang digalakkan oleh Gubernur Ahmad Luthfi, untuk menyelamatkan wilayah pesisir.

    “Mudah-mudahan ke depan, tidak ada aberasi dan rob lagi di Randusanga dan Losari,” kata dia.

    Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, penanaman mangrove dengan nama Mageri Segoro tersebut diikuti oleh 17 kabupaten/kota, terdiri dari 184 desa di 54 kecamatan di wilayah Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa Tengah. Hari itu secara serentak ditanam sekitar 200 ribu batang mangrove, dengan luas 30 hektare. Sementara, pada Maret-Mei 2025, sudah ditanam 260.102 batang mangrove di 35 hektare kawasan pesisir.

    “Sampai nanti bulan (Desember) 150 hektare dengan jumlah 1,5 juta mangrove tertanam. Ini upaya pencegahan, kita mengetahui aberasi di wilayah kita sangat tinggi. Kita tidak ingin, ke depan garis pantai kita hilang karena tidak punya kepedulian itu,” tandasnya. (Humas Jateng)*ul

     



    Source link

  • Ribuan Orang dari Berbagai Elemen, Antusias Ikuti “Mageri Segoro” Bareng Luthfi-Yasin – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    BREBES – Ribuan orang dari berbagai elemen, antusias mengikuti kegiatan “Mageri Segoro” bareng Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, di Pantai Randusanga, Brebes, Kamis (5/6/2025). Hadir dalam acara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin.

    Kegiatan tanam pohon yang bertujuan untuk penyelamatan lingkungan di wilayah pesisir laut utara dan selatan tersebut, dilakukan secara serentak di 17 kabupaten/kota di Jawa Tengah, sekaligus dalam rangka memeringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025. Baik dari pemerintahan, TNI-Polri, DPRD, komunitas, pelajar dan masyarakat.

    Guru SDIT Harapan Umat Brebes, Nunung, mengaku antusias mengikuti kegiatan yang diinisiasi Gubernur Luthfi tersebut. Bahkan, pihaknya mengajak sebanyak 50 siswanya untuk ikut menanam pohon mangrove dan bersih pantai.

    “Kami bersama 50 siswa di sekolah kami untuk mengikuti kegiatan ini, yakni tanam pohon dan bersih sampah,” katanya.

    Menurut Nunung, kegiatan Mageri Segoro sangat positif karena mampu menjaga lingkungan hidup, terutama di pesisir pantai.

    “Kami senang karena kegiatan ini berdampak positif terhadap lingkungan,” tambahnya.

    Hal serupa juga disampaikan siswi SMKN 1 Brebes, Siti Humairoh. Dia rela berpanasan di bawah terik matahari, untuk ikut menanam pohon mangrove secara bersama.

    “Kami dari SMKN 1 Brebes sangat antusias, karena kegiatan Mageri Segoro sepertinya baru pertama, dan kami senang,” jelasnya.

    Siti berharap, Mageri Segoro yang diinisiasi Gubernur Luthfi menjadi solusi persoalan aberasi di pesisir pantai.

    “Harapannya bisa mengatasi kerusakan lingkungan di pesisir pantai,” lanjutnya,

     

     

    Targetkan 1,5 Juta Pohon

     

    Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan, penanaman mangrove dilaksanakan di 17 kabupaten/ kota secara serentak bersama dengan stakeholder, melalui program Mageri Segoro.

    “Program ini kita lakukan secara berlanjut. Jadi mulai bulan Mei sudah tertanam 200 ribu mangrove dengan luas 30 hektare. Hari ini 260 ribu mangrove 35 hektare, sampai nanti 150 hektare dengan jumlah 1,5 juta mangrove tertanam di tahun ini,” tegasnya.

    Ditambahkan, Mageri Segoro merupakan upaya pencegahan aberasi di lingkungan pesisir laut. Sehingga aberasi dapat dikendalikan sebelum terjadi kerusakan semakin luas.

    “Kita tidak ingin, ke depan garis pantai kita hilang karena tidak punya kepedulian itu,” paparnya.

    Luthfi menambahkan, penanganan kerusakan lingkungan membutuhkan kerja bareng banyak pihak.

    “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, ini adalah kerja bersama, baik itu dari lingkungan hidup, penggerak lingkungan hidup, masyarakat, anak-anak sekolah, PKK semuanya ikut,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

     



    Source link

  • Sekolah Rakyat Selaras dengan Program Seribu Sarjana – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    MUNGKID – Bupati Magelang Grengseng Pamuji menilai program sekolah rakyat yang saat ini sedang dimulai oleh Kementerian Sosial, akan selaras dan berkelanjutan dengan program seribu sarjana setiap tahun, yang saat ini terus didorong dan dirumuskan.
    “Tentunya ini selaras dengan program seribu sarjana yang ada dalam visi misi, untuk mengentaskan kemiskinan dengan ilmu pengetahuan,” ungkap Grengseng Pamuji, saat mendampingi Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono meninjau kondisi rumah calon siswa Sekolah Rakyat, Annisa Dwi Pangestu di Dusun Samberan, Desa Wringin Anom, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Rabu (4/6/2025).
    Bupati menegaskan, Pemerintah Kabupaten Magelang berkomitmen untuk mendorong ilmu pengetahuan, menjadi basic pengentasan angka kemiskinan. Menurutnya, dengan program pendidikan berjenjang, angka kemiskinan bisa ditekan.
    Ia pun mendukung program Kementerian Sosial dengan Sekolah Rakyat ini. Salah satunya dengan menyediakan bangunan pusat pendidikan milik Pemkab Magelang yang berada di Tegalrejo, untuk dijadikan Sekolah Rakyat.
    Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono menjelaskan, kunjungannya tersebut dalam rangka groundcheck calon siswa sekolah rakyat.
    “Dan benar kondisinya calon siswa atas nama Annisa Dwi Pangestu, anak kedua dari pasangan Eko Haryanto dan Siti Kusriatun ini, merupakan dari keluarga tidak mampu,” ungkap Agus Jabo.
    Kondisi tersebut, lanjut Wamensos, sesuai dengan harapan Presiden untuk memotong transmisi kemiskinan. Sehingga, diharapkan dengan keberadaan sekolah rakyat nantinya mampu mengentaskan keluarga dari angka kemiskinan.
    “Jadi Pak Presiden tidak mau kalau orang tuanya tidak mampu, (dan) masuk dalam kategori miskin anaknya nanti ikut miskin. Yang kedua, Pak Presiden ingin memuliakan orang-orang yang tidak mampu. Yang ketiga Pak Presiden ingin anak-anak Indonesia terus sekolah setinggi-tingginya,” jelas Agus Jabo.
    Calon Siswa Sekolah Rakyat, Annisa Dwi Pangestu mengaku sangat senang bisa masuk dalam program Sekolah Rakyat, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas.
    “Senang bisa melanjutkan sekolah untuk bisa mengejar cita cita menjadi guru,” kata Annisa.
    Ia pun mengaku tidak masalah jika harus tinggal di asrama saat dimulainya kegiatan belajar mengajar nanti, karena akan meringankan beban orang tua. Terlebih, untuk kebutuhan sehari-hari sudah difasilitasi oleh pihak sekolah.

    Penulis: Kontributor Kab Mgl
    Editor: WH/DiskominfoJtg



    Source link

  • SPMB 2025/2026 Dibuka, Wali Kota Salatiga Tegaskan Komitmen Pendidikan Bersih dan Adil – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SALATIGA – Pemerintah Kota Salatiga resmi memulai rangkaian proses Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk jenjang TK, SD, dan SMP tahun ajaran 2025/2026. Pembukaan berlangsung di Aula Ganesha, Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Selasa (3/6/25.
    Dalam sambutannya, Wali Kota Salatiga Robby Hernawan menegaskan, Pemkot Salatiga berkomitmen penuh untuk menjalankan proses SPMB dengan prinsip integritas, transparansi, dan akuntabilitas. Sistem yang bersih dan adil, kata Robby, merupakan cerminan serius dari upaya pemerintah dalam pemerataan mutu pendidikan.
    Kepada seluruh jajaran Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan panitia SPMB, Robby berpesan agar proses penerimaan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. Ia mengingatkan agar semua pihak menghindari segala bentuk kecurangan serta memberikan pelayanan yang ramah dan cepat kepada masyarakat.
    “Layani warga dengan sepenuh hati, jangan berikan ruang bagi praktik curang. Sekolah adalah tempat anak-anak bermimpi, bukan ladang bisnis,” katanya.
    Dikatakannya, proses SPMB lebih dari sekadar urusan administratif. Menurutnya, ini adalah gerbang awal untuk memastikan setiap anak di Salatiga mendapatkan kesempatan pendidikan yang setara dan berkualitas.
    “Penerimaan murid baru harus jadi momentum untuk menegaskan bahwa pendidikan adalah hak semua anak, bukan hanya milik mereka yang punya akses lebih,” ujarnya.
    Robby juga mengajak masyarakat, khususnya orang tua, untuk aktif mengawal jalannya proses seleksi. Ia menekankan agar tidak mudah tergiur oleh tawaran di luar mekanisme resmi yang telah ditetapkan.
    “Ada empat jalur yang tersedia: Domisili, Afirmasi, Mutasi, dan Prestasi. Semua jalur ini harus dijalankan sesuai aturan, tanpa intervensi,” tegasnya.
    Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga menambahkan bahwa proses SPMB tahun ini menggabungkan sistem daring dan luring agar lebih inklusif. Ini dilakukan untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tidak memiliki akses internet memadai, tetap bisa mengikuti proses penerimaan dengan lancar.
    Dengan dimulainya proses SPMB, Pemkot berharap kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan terus tumbuh dan sistem seleksi siswa dapat berjalan adil, bersih, serta berpihak pada masa depan anak-anak Salatiga.

    Penulis: Kontributor Kota Salatiga
    Editor: WH/DiskominfoJtg



    Source link