Blog

  • Sangiran Menuju Kampung Dunia, Pemkab Sragen Siap Fasilitasi Pengembangan Museum – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SRAGEN – Komitmen Kabupaten Sragen dalam mendorong kolaborasi internasional dan pelestarian warisan budaya dunia kembali ditegaskan melalui Sangiran International Youth Forum yang diselenggarakan pada Jumat (9/5/2025).
    Forum ini dihadiri oleh peserta dari berbagai negara. Seperti Spanyol, Brazil, Tiongok, India, Namibia, Peru, Prancis dan Indonesia, sebagai bentuk penguatan jejaring global dalam pengembangan kawasan Sangiran sebagai situs peradaban dunia.
    Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, yang hadir secara langsung menyampaikan harapannya agar Sangiran tidak hanya menjadi pusat riset dan pelestarian sejarah, tetapi juga berkembang sebagai Kampung Dunia dan ruang terbuka bagi dialog antarbangsa, pengembangan masyarakat, dan promosi potensi daerah. Pemerintah Kabupaten Sragen menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi pengembangan terintegrasi antara kawasan museum, masyarakat dan lingkungan sekitar.
    “Harapan kami, Sangiran bisa menjadi kampung dunia. Yang datang ke sini bukan hanya untuk melihat masa lalu, tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat yang hidup berdampingan dengan sejarah besar ini. Puluhan, bahkan ratusan pengunjung internasional bisa tinggal beberapa hari, mengeksplorasi Sangiran secara utuh.” ujar bupati Sigit.
    Dirinya juga menekankan perlunya pembangunan yang terintegrasi, tidak hanya fokus pada museum atau artefak purbakala, namun juga melibatkan pengembangan masyarakat lokal sebagai bagian penting dari ekosistem warisan budaya.
    “Kita punya dua kekuatan, yaitu menelisik masa lalu, dan melihat proses panjang masyarakat modern yang tumbuh diatas tanah bersejarah ini.” tegasnya.
    Di sela forum, Sigit bertukar pikiran dan berdiskusi hangat bersama dua narasumber utama, yakni Prof. Harry Widianto, arkeolog senior dari Indonesia, dan Prof. Francois Semah, pakar arkeolog asal Prancis. Diskusi itu mencakup potensi kolaborasi internasional, strategi pelestarian, serta integrasi antara sains, budaya, dan pengembangan ekonomi lokal.
    “Pemerintah daerah siap memfasilitasi proses transformasi Sangiran. Melalui forum internasional ini, saya membuka ruang komunikasi dan kolaborasi agar Sagiran bisa menjadi kampung internasional yang membanggakan Sragen dan Indonesia di mata dunia.” pungkasnya.

    Penulis : Salmalia/Yuli_DiskominfoSragen
    Editor : WH/DiskominfoJtg



    Source link

  • PT Djarum Pastikan Akan Serap Tembakau Petani Temanggung – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    KUDUS – Bupati Temanggung Agus Setyawan mengungkapkan, berdasar hasil audiensi, dirinya memastikan PT Djarum Kudus tidak akan mengurangi kuota pembelian tembakau untuk musim panen tahun 2025 ini.
    Hal tersebut ia ungkapkan di sela kunjungannya ke PT Djarum Kudus bersama Tim Komite Pertembakauan Tembakau Kabupaten Temanggung, Selasa (13/5/2025) siang.
    Disebutkan, PT Djarum akan membuka kuota pembelian tembakau dari para petani sebesar 5.000 sampai 6.000 ton pada musim panen tahun ini. Oleh karena itulah, pihaknya berharap, agar para petani yang tersebar di wilayah lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu agar dapat menjaga kualitas produk sesuai dengan kriteria yang diajukan oleh pabrikan.
    “Dengan adanya pembukaan kuota pembelian dari PT Djarum. Saya minta petani dapat memenuhi kriteria dengan tetap menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan,” pesannya.
    Selain kualitas produk tembakau yang harus terus dipertahankan, Agus mengatakan, masalah lain adalah regulasi yang terus menghimpit industri hasil tembakau terkait kenaikan cukai rokok. Dengan naiknya cukai rokok, daya beli konsumen terhadap produk rokok terus mengalami penurunan. Akibatnya, serapan bahan baku tembakau di tingkat petani juga mengalami tren penurunan.
    Kedua hal tersebut adalah faktor yang akan diperjuangkan secara bersama-sama sebagai bahan edukasi terhadap para petani tembakau, jelang memasuki periode panen di tahun ini.
    “Mumpung ini belum memasuki masa panen. Kita (petani) harus punya idealisme mempertahankan kualitas, karena tembakau Temanggung memiliki kualitas tinggi. Sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan pabrikan,” imbuh Agus.
    Di sisi lain, Agus juga ingin agar Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BHCHT) yang selama ini diperuntukkan bagi pos Bantuan Langsung Tunai (BLT), ke depan pemanfaatannya dapat dialihkan untuk bantuan pupuk kepada kelompok tani di berbagai desa yang ada. Tujuannya adalah mengurangi Harga Pokok Produksi (HPP) komoditas pertanian.
    “Saya sudah menyurati Presiden Prabowo agar bantuan pupuk subsidi tidak hanya jatuh kesembilan varian tanaman prioritas nasional. Tetapi juga tanaman unggulan lokal di Kabupaten Temanggung, seperti tembakau, kopi, dan cabai,” urainya.
    Tak hanya lawatan ke PT Djarum, bupati beserta rombongan juga menggelar audiensi dengan para pengurus Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK).
    Harapannya sama, memperjuangkan agar hasil panen tembakau para petani lokal di Kabupaten Temanggung dapat terserap secara maksimal oleh industri atau pabrikan yang ada di wilayah Kudus, seperti PR Sukun, PT Nojorono, dan lain sebagainya.
    Ketua Komite Pertembakauan Kabupaten Temanggung, Agus Parmuji berharap, pihak industri dapat kembali berbondong-bondong berburu tembakau Temanggung, sehingga terbentuk sistem kompetisi yang baik untuk memperbaiki nilai tawar, serta harga tembakau lokal seperti harapan petani.
    “Langkah yang dilakukan bupati berupa visitasi industri rokok ini sangat tepat. Informasi yang diperoleh dalam lawatan ini, akan menjadikan informasi yang didistribusikan ke para petani. Saat proses tanam, panen, hingga pasca panen atau penjualan. Terlebih, industri sedang sakit, karena dihantam rokok ilegal,” ujarnya.
    Sementara itu, Senior Manager Tobacco Purchasing PT. Djarum Kudus, Dawam, mengungkapkan, kuota serapan atau pembelian dari PT Djarum tahun ini tidak mengalami penurunan alias hampir sama dengan yang terjadi pada musim panen tahun sebelumnya. Yakni di kisaran angka 5.000 hingga 6.000 ton.
    Namun demikian, pihaknya juga berpesan agar para petani juga dapat menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan.
    Menurutnya, Temanggung menghasilkan tembakau yang bagus dengan karakteristik khas (good taste) yakni angler, gurih, aromatik. Kondisi tersebut hanya terdapat di wilayah spesifik.
    “Karakter dan kualitas tembakau tergantung pada lingkungan. Tepatnya kondisi tanah hingga cuaca yang pas. Temanggung punya semua, tetapi sayang banyak yang tidak menggunakan varietas Kemloko 2 atau 3,” ungkapnya.
    Dengan keunggulan alam yang dimiliki, para petani harus tetap memperhatikan pilihan varietas, penggunaan pupuk, pola tanam, hingga pengolahan yang benar. Sekaligus butuh peran serta pihak-pihak terkait, agar dapat bersinergi untuk menjaga kualitas. Dengan kualitas yang baik, harga yang diharapkan dengan kebutuhan industri akan bertemu di titik keseimbangan.
    “Pembelian memang akan kita utamakan dari petani mitra. Akan tetapi, apabila sesuai dengan spesifikasi kualitas yang kami butuhkan, produk tembakau di luar kemitraan juga akan kami serap,” pungkasnya.

    Penulis: IFN;EKP
    Editor: WH/DiskominfoJtg



    Source link

  • 93 Anak Antusias Ikuti “Sunatan Bareng Damai” – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    KOTA MAGELANG – Sebanyak 93 anak antusias mengikuti “Sunatan Bareng Damai” gratis, yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, di RSUD Budi Rahayu dan RSUD Tidar Kota Magelang, Sabtu (10/5/2025). Tidak hanya berasal dari Kota Magelang, peserta juga datang Kabupaten Magelang, Cianjur, hingga Gunung Kidul.

    Menurut Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, kegiatan itu merupakan wujud nyata komitmen Pemkot Magelang, untuk saling membantu dan memperkuat kepedulian sosial.
    Damar mengatakan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang, sekaligus merealisasikan salah satu program 100 hari kerja yang termasuk dalam klaster program “Magelang Kita Peduli”, dengan fokus utama pada pelayanan bagi anak-anak yang membutuhkan.

    “Ini sungguh luar biasa, karena menunjukkan bahwa program ini memberikan manfaat yang meluas dan dirasakan lintaswilayah,” kata Damar.

    Dia memberikan semangat dan motivasi kepada para peserta, agar menjadi anak yang sehat jasmani, rohani, dan kelak menjadi orang hebat yang membawa kebaikan bagi banyak orang.

    Seksi Bakti Sosial Sunatan, Hadi Sutopo menuturkan, kegiatan itu berlangsung selama satu hari dan diselenggarakan di dua tempat berbeda, yakni RSUD Tidar dan RSU Budi Rahayu.

    “Rata-rata anak yang mendaftar dari jenjang SD. Ada pula yang paling tua, diketahui berumur 18 tahun,” jelas Hadi.

    Anak-anak yang telah selesai sunat, mendapat bingkisan berupa sarung, tas sekolah, dan uang saku.

    Hadi menambahkan, pihaknya akan rutin menggelar kegiatan sunatan setiap tahun. Sekaligus, mengubah stigma negatif tentang sunat yang menakutkan, menjadi kegiatan yang menyenangkan.

    “Termasuk ini kan membantu dari keluarga yang kurang mampu,” imbuhnya.

    Sementara itu, Wakil Wali Kota Magelang, dr Sri Harso yang juga bertugas dalam kegiatan tersebut, menyambut positif adanya sunatan bareng. Dia juga mengapresiasi masyarakat yang menyambut baik dengan antusiasme yang tinggi.

    “Nanti Insyaallah di tahun depan akan kami cari momen yang tepat. Kita juga akan mengadakan sunatan lagi, biar lebih banyak lagi. Tujuan utamanya untuk membantu anak-anak yang kurang mampu,” ujar Sri

    Penulis: Kontributor Kota Mgl
    Editor: WH/Ul, DiskominfoJtg



    Source link

  • Kontur Pegunungan, Agus Gondrong Dorong Penggunaan Sling Angkut Hasil Pertanian – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    TEMANGGUNG – Bupati Temanggung Agus Setyawan tak henti berusaha mewujudkan misinya dalam memajukan sektor pertanian daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan bagi para petani. Beragam metode serta inovasi tengah dia kaji, demi mewujudkan harapan tersebut.
    Selain ingin memperbanyak greenhouse dengan modifikasi berbasis teknologi, dia juga tengah mengkaji teknik pengangkutan hasil panen petani dengan menggunakan sling atau tali khusus, yang sengaja dirancang untuk mengangkat, menarik, mengerek, atau mengangkut beban berat.
    “Hampir 70 persen masyarakat di Kabupaten Temanggung bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun. Sehingga perlu difasilitasi dengan berbagai infrastruktur di tingkat desa, khususnya wilayah lereng gunung. Metode ini (sling) akan memudahkan para petani,” ujarnya di sela-sela tinjauan ke lokasi lahan yang telah menggunakan teknologi sling di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, pada Minggu (11/5/2025) siang.
    Menurutnya, penggunaan metode sling cukup membantu proses pengolahan, serta pemanenan hasil pertanian yang berada di wilayah dengan kontur lahan lereng pegunungan, serta berbukit.
    Selain membantu memudahkan proses pengangkutan benda berat, seperti pupuk dan hasil panen, penggunaan metode sling juga dapat mengurangi biaya operasional para petani yang memiliki lahan di lereng-lereng pegunungan, sehingga aksesnya cukup sulit.
    Dengan melihat berbagai aspek positif, serta keuntungan yang diperoleh, bupati berharap agar setiap desa yang termasuk ke dalam kategori wilayah sentra pertanian dan perkebunan, dapat menyisihkan anggaran untuk membantu merealisasikan pembangunan metode sling yang diperkirakan menelan biaya hanya sebesar Rp80 juta.
    “Tentu harus ada sinergitas yang baik antarpemangku kepentingan. Di antaranya Dinpermades, maupun Dinas Pertanian, agar metode ini dapat diterapkan secara meluas,” pintanya.
    Sementara itu, Sofyan, salah seorang petani di Desa Bansari menjelaskan, penggunaan metode angkut menggunakan tali sling di wilayahnya, telah berlangsung sejak 2023 lalu. Tak hanya membantu mengangkut pupuk, akan tetapi metode sling juga dimanfaatkan saat proses pemanenan dilakukan.
    Selain faktor kemudahan, metode ini juga mampu menekan biaya pokok produksi hingga berkali-kali lipat. Mengingat efektivitas dan besarnya manfaat yang diperoleh, diharapkan penggunaan teknologi sling ke depan dapat diterapkan di lebih banyak wilayah pedesaan yang lain.
    Dia mencontohkan, seperti yang telah diterapkan pada lahan pertanian di Desa Bansari. Saat proses pengangkutan dilakukan secara manual alias jalan kaki, maka besaran biaya usung atau angkut lintas bukit membutuhkan biaya Rp5.000 per karung untuk sekali jalan.
    Berbeda, apabila proses pengangkutan memakai metode tali sling yang cukup menghemat pengeluaran setiap petani. Berdasar kalkulasi sederhana, efisiensi atau penghematan anggarannya sendiri mencapai sekitar 13 kali lipat lebih murah.
    “Untuk sekali jalan bisa mengangkut hingga delapan karung. Padahal untuk setiap satu liter bahan bakar seharga Rp12.000 yang digunakan, dapat mengangkut hingga empat kali jalan. Atau jika ditotal 32 karung,” pungkasnya.

    Penulis: IFN;EKP
    Editor: WH/DiskominfoJtg



    Source link

  • Satgas Preventif Aman Candi 2025 Sampaikan Penyuluhan Kamtibmas dan Cegah Premanisme di Klaten

    Klaten — Satgas Preventif Aman Candi 2025 terus menggencarkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan pengamanan lingkungan guna menciptakan situasi yang kondusif, aman, dan bebas dari aksi premanisme di wilayah Kabupaten Klaten. Salah satu kegiatan dilaksanakan di Desa Senden, Kecamatan Cawas, serta di dua perusahaan besar di wilayah Klaten, Selasa (13/05/2025).

    Di Desa Senden, Kecamatan Cawas, personel Satgas Pencegahan memberikan penyuluhan kepada warga masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan serta aktif menjalin koordinasi dengan kepolisian sektor setempat. Hal ini dilakukan untuk mencegah potensi konflik sosial, khususnya agar kejadian keseluruhan atau pengeroyokan yang pernah terjadi di wilayah tersebut tidak terulang kembali.

    Selain itu, Satgas Pencegahan juga melaksanakan patroli dialogis dan penyuluhan ke dua perusahaan, yakni PT. Macanan Jaya Cemerlang dan PT. Safelock Medis. Dari hasil pemantauan dan komunikasi dengan pihak keamanan di masing-masing perusahaan, tidak ditemukan adanya aksi premanisme maupun praktik pungli yang dilakukan oleh oknum masyarakat atau organisasi masyarakat (ormas). Penyuluhan juga diberikan kepada petugas keamanan agar terus menjaga ketenangan lingkungan kerja secara konsisten.

    “Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi preventif untuk menjaga keamanan wilayah, khususnya di bidang organisasi dan kawasan industri. Kami berharap sinergi antara masyarakat, aparat keamanan, dan kepolisian dapat terus terjalin dengan baik,” ungkap AKP Nyoto, SH, MH, selaku Kasihumas Polres Klaten.

    Dengan langkah-langkah preventif yang berkelanjutan, Satgas Aman Candi 2025 berupaya menciptakan iklim sosial yang kondusif dan mendukung tumbuhnya rasa aman bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha dan tenaga kerja di Kabupaten Klaten.

  • Satgas Preemtif Aman Candi 2025 Gencarkan Penyuluhan Anti-Premanisme di Kawasan Industri dan Permukiman Klaten

    Klaten — Dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dan mendukung iklim investasi yang kondusif di wilayah Kabupaten Klaten, Satgas Preemtif Aman Candi 2025 melalui Satbinmas Polres Klaten terus menggencarkan kegiatan pelatihan dan penyuluhan (binluh) kepada masyarakat dan satuan pengamanan di sejumlah titik strategis, Selasa (13/05/2025).

    Salah satu kegiatan dilaksanakan di Desa Cawas, Kecamatan Cawas. Melalui pendekatan dialogis, personel Satbinmas menyampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada masyarakat setempat agar tetap waspada terhadap potensi gangguan keamanan, termasuk aksi premanisme. Warga pun menyatakan siap untuk segera melaporkan kepada polisi jika menemukan tindakan mencurigakan yang mengarah pada tindakan premanisme.

    “Masyarakat memahami pentingnya peran aktif dalam menjaga keamanan lingkungan. Mereka juga siap berkoordinasi dengan Polsek setempat maupun melapor ke layanan 110 jika menemukan gangguan kamtibmas,” ujar AKP Nyoto, SH, MH, alias Kasihumas Polres Klaten.

    Penyuluhan yang sama juga diberikan kepada satuan pengamanan di PT. Macanan Jaya Cemerlang dan PT. Safelock Medis Klaten. Dari hasil pemantauan, tidak ditemukan indikasi aksi premanisme di lingkungan perusahaan tersebut. Para petugas keamanan menyatakan kesiapannya untuk bersinergi menjaga kondusifitas lingkungan kerja.

    “Petugas keamanan di perusahaan memahami betul bahwa aksi premanisme dapat mengguncang iklim investasi dan berdampak langsung pada perekonomian para pekerja. Oleh karena itu, mereka siap menjadi bagian dari sistem deteksi dini terhadap segala bentuk gangguan keamanan,” tambah AKP Nyoto.

    Melalui langkah-langkah preemtif ini, Satgas Aman Candi 2025 berharap terciptanya suasana yang aman dan produktif, baik di kawasan organisasi maupun di lingkungan industri, guna mendukung kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat Klaten secara menyeluruh.

  • Satreskrim Polres Klaten Ungkap Kasus Penganiayaan Berat dalam Operasi Aman Candi 2025

    Klaten – Jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Klaten berhasil mengungkap kasus tindak pidana penganiayaan berat yang dilakukan secara terang-terangan dan bersama-sama, yang menyebabkan korban mengalami luka-luka. 

    Kasi Humas Polres Klaten menjelaskan bahwa peristiwa penganiayaan terjadi pada Sabtu (26/04/2025) sekitar pukul 09.00 WIB di wilayah Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Korban, M.Y. (21), seorang mahasiswa warga Cawas, datang ke rumah terduga pelaku G.W. untuk bersantai. Namun, situasi berubah menjadi aksi kekerasan brutal oleh sejumlah pelaku.

    “Korban sempat mengalami serangkaian tindak kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang. Ia ditendang, dicekik, dipukul, bahkan ditusuk menggunakan senjata tajam berupa clurit,” terang Kasi Humas, Selasa (13/05/2025).

    Pelaku yang telah diamankan antara lain G.W. (20) dan R.R.S. (20), keduanya warga Kecamatan Cawas. Sementara tiga pelaku lainnya, yakni F., A.Z., dan A.D., masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

    Dari hasil penyelidikan, penganiayaan bermula dari pertengkaran yang dipicu masalah utang. Situasi memanas saat para pelaku mengonsumsi minuman keras, yang kemudian berujung pada tindakan kekerasan terhadap korban.

    Setelah mengalami kekerasan berulang, korban sempat dibawa ke area persawahan untuk berduel, dan saat perjalanan pulang kembali dianiaya hingga akhirnya dipukul menggunakan stik besi di bagian kepala. Korban baru melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian pada tanggal 29 April 2025 setelah menjalani perawatan medis.

    “Petugas bergerak cepat melakukan olah TKP dan penyelidikan. Pada Senin malam (12/05/2025), tim Resmob berhasil mengamankan dua orang pelaku dan kini telah ditahan untuk proses hukum lebih lanjut,” lanjut Kasi Humas.

    Barang bukti yang berhasil diamankan di antaranya satu bilah clurit warna merah dengan panjang 50 cm yang digunakan saat kejadian.

    Para pelaku dijerat Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP dan/atau Pasal 351 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) KUHP tentang kekerasan secara bersama-sama terhadap orang atau barang yang mengakibatkan luka-luka atau penganiayaan.

  • BhabinkamtibmasPolsek Kedungwuni Bagikan Panflet “Laporkan Segala Bentuk Aksi Premanisme”

    Polres Pekalongan – Polda Jateng –  Tribratanews.jateng.polri.go.id I Polres Pekalongan bersama jajarannya berupaya dalam menangani dan mencegah segala bentuk aksi premanisme di wilayahnya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek kedungwuni pada Senin (12/05/2025) yang melakukan kegiatan pembagian dan pemasangan pamflet “Laporkan Segala Bentuk Aksi Premanisme Berkedok Ormas Atau Debt Collector.”

    Berdasarkan keterangan Kasubsi Penmas Sihumas Iptu Suwarti, S.H., pemberantasan aksi premanisme menjadi fokus utama aparat penegak hukum di seluruh Indonesia.

    “Polres pekalongan terus melakukan operasi di berbagai wilayah, khususnya di pusat-pusat keramaian, terminal, pasar. Tak hanya menangkap para pelaku, langkah preventif juga dilakukan melalui sosialisasi hukum dan patroli rutin di wilayah rawan,” ujarnya, Selasa (13/05/2025).

    Petugas Bhabinkamtibmas dalam kesempatan itu melaksanakan sosialisasi di wilayah Desa Kwayangan, Desa Pajomblangan dan Desa Rowocacing.

    Petugas juga menyampaikan kepada warga masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas ataupun Polsek setempat apabila ada orang / sekelompok orang yang melakukan aksi premanisme berkedok ormas atau debt collector.

    Disamping melakukan sosialisasi, para Bhabinkamtibmas juga memasang pamflet di lokasi strategis yang bisa dilihat dan dibaca warga masyarakat.

    Melalui kegiatan ini, Kasubsi Penmas berharap, kegiatan terkait aksi premanisme di wilayah Kabupaten pekalongan bisa diminimalisir, bahkan ditiadakan. (afk)

  • Seorang Pelajar SMP di Pekalongan Tersambar Petir Saat sedang Main Bola

    Polres Pekalongan – Polda Jateng – Tribratanews.jateng.polri.go.id I Seorang pelajar di Pekalongan meninggal dunia karena tersambar petir. AFA alias Diki (15) warga Desa Sidomukti, Kecamatan Karanganyar merupakan pelajar kelas 2 SMP. Dia tersambar petir saat sedang bermain bola bersama teman-temannya di lapangan Desa Gondang, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan.

    Kasubsi Penmas Sihumas Iptu Suwarti saat dikonfirmasi mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Senin sore, 12 Mei 2025 sekitar pukul 17.00 wib.

    Saat itu sekitar pukul 15.30 wib, kata Iptu Warti, korban bersama dengan kedua rekannya JB (17) dan AMN (17) janjian untuk bermain sepak bola di lapangan Desa Gondang, Rt.003 Rw. 001, Kecamatan Wonopringgo. Selanjutnya, sekitar pukul 16.50 wib, mereka bertiga berangkat dari pondok pesantren Ar-Rahman di Desa Gondang.

    Sesampainya di lapangan, kondisi sudah turun hujan, dan mereka langsung bermain bola. Suara gemuruh petir yang keras terdengar, namun mereka tetap melanjutkan main bola.

    “Tidak berselang lama terdengar lagi suara gemuruh petir yang keras, dan saat itu JB dan AMN melihat korban terjatuh di tengah lapangan dengan keadaan tidak sadarkan diri,” kata Iptu Warti, Selasa (13/05/2025).

    Rekan korban selanjutnya berlari dan meminta tolong kepada warga sekitar. Selanjutnya peristiwa ini pun segera dilaporkan ke Polsek Wonopringgo.

    Petugas yang mendapati laporan tersebut bergegas untuk menuju ke lokasi.  Sesampainya di lokasi, petugas melihat korban masih dalam keadaan tergeletak di tengah lapangan.

    Petugas bersama warga selanjutnya mengevakuasi korban dan membawanya ke Rumah Sakit Ki Ageng Sedayu, Wonopringgo.

    “Korban dinyatakan telah meninggal oleh dokter jaga yang saat itu melakukan pemeriksaan terhadap korban. Dan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ungkap Kasubsi Penmas. (afk)

  • Dua Pelaku Pemerasan dan Pengeroyokan Dibekuk Sat Reskrim Polres Pekalongan

    Polres Pekalongan – Polda Jateng – Tribratanews.jateng.polri.go.id I Dua orang pelaku pemerasan dan pengeroyokan terhadap Dedi (28), warga asal Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, berhasil diamankan Sat reskrim Polres Pekalongan. Dedi dikeroyok oleh RY alias Gogon (30) warga Desa Sidomukti, Kecamatan Karanganyar bersama MZR alias Upi (31) warga Desa Legokkalong, Kecamatan Karanganyar.

    Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakoso W, S.I.K melalui Kasubsi Penmas Sihumas Iptu Suwarti, S.H saat dikonfirmasi mengatakan, peristiwa pemerasan dan pengeroyokan tersebut terjadi pada hari Minggu, 11 Mei 2025 sekitar pukul 18.00 Wib di depan pintu kos Sengon, Desa Tanjungkulon, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.

    Peristiwa bermula ketika korban (Dedi) menjemput teman wanitanya ST (36) di kos Sengon untuk diajak jalan-jalan ke pantai. Berdua, mereka menuju ke pantai Wonokerto.

    Sekitar pukul 18.00 wib, korban dan ST kembali ke kos Sengon, dan sesampainya di kos, mereka sudah dihadang oleh dua pelaku yang sudah berdiri di depan pintu kamar kos.

    RY alias Gogon langsung menghampiri korban yang saat itu duduk di atas motor. RY langsung memukul ke arah kepala dan mengenai helm korban.

    “Pelaku ini memukul dengan menggunakan kunci roda besi leter L, sampai kaca helm lepas. Saat memukul itu, pelaku sambil berkata, “jangan ganggu ST”,” jelas Kasubsi Penmas.

    Ry kembali memukul lagi dan mengenai jari tengah tangan kanan korban sampai lecet. Tidak sampai disitu saja, MZR alias Upi yang merupakan teman RY juga ikut melakukan aksi kekerasan terhadap korban.

    “Upi menarik kaos korban, dan memukul menggunakan tangan kosong mengenai punggung korban. Upi juga meminta uang damai kepada korban,” imbuh Iptu Warti.

    Merasa takut, korban akhirnya menyerahkan uang sejumlah Rp. 300 ribu kepada para pelaku.

    Setelah itu, saat korban akan pergi, para pelaku malah melempar kursi kayu hingga mengenai punggung korban.

    Oleh korban, peristiwa yang dialaminya itu, dilaporkan ke Polres Pekalongan. Petugas yang sudah mengantongi identitas para pelaku selanjutnya melakukan penangkapan. Kedua pelaku kemudian dibawa ke Polres Pekalongan dan telah mengakui perbuatannya.

    Iptu Warti menyampaikan, petugas Sat Reskrim Polres Pekalongan juga sudah mengamankan barang bukti berupa 1 buah kunci roda leter L berbahan besi dan uang tunai sejumlah Rp. 300 ribu.

    Kasubsi Penmas menambahkan, modus dari para pelaku ini secara bersama-sama dengan menggunakan kekerasan supaya korban menyerahkan sejumlah uang.

    Atas perbuatannya, para pelaku diancam dengan Pasal 368 ayat (1) KUHP atau Pasal 170 ayat (2) ke-1e KUHP. (afk)