Blog

  • Temanggung Truly Java, Ajang Promosi Wisata dan UMKM

    Bandung, Infojateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung bersama Forum Ikatan Kadang Temanggungan (FIKT) menggelar Festival Temanggung 2025 di Kiara Artha Bandung, Jawa Barat, Minggu (4/5/2025).

    Acara rutin tahunan ini untuk memperkenalkan wilayah di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu dengan segala potensinya di dunia luar.

    Hadir dalam acara ini, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Ketua Paguyuban Perantau Jateng Leles Sudarmanto, Ketua DPRD Temanggung Yunianto, Ketua FIKT Didik Prasetyo, unsur Forkopimda, dan Perangkat Daerah.

    Ribuan warga Temanggung yang tinggal di Bandung Raya, Jabodetabek, juga turut meramaikan acara ini.

    Bupati Agus Setyawan mengatakan, acara bertajuk “Temanggung Truly Java” ini, selain menjadi ajang bertemunya warga Temanggung di perantauan, juga sebagai bentuk pengenalan daerah yang dipimpinnya kepada masyarakat luas.

    Melalui para perantau, potensi yang dimiliki Kabupaten Temanggung bisa digali dan dikembangkan.

    “Ini untuk mengingatkan kawan-kawan Kadang Temanggungan di perantauan, kedua upaya mempromosikan Temanggung di Jawa Barat, khususnya Bandung. Jadi, ini kerja sama baik antara Kadang Temanggungan yang ada di Bandung dengan Pemkab,” ujar Agus Gondrong, sapaan akrab Bupati Temanggung.

    Agus Gondrong menuturkan banyak kegiatan yang dilaksanakan, antara lain jalan santai, pameran foto, performa budaya, pameran UMKM Temanggung dan Bandung, business matching, peluncuran iket Temanggungan, aneka kuliner khas Temanggung, dan pameran investasi.

    Ia berharap, langkah ini benar-benar bisa mewujudkan Temanggung menjadi Truly Java.

    “Ada promo wisata melalui foto-foto, promo seni melalui jaran kepang, UMKM asli Temanggung, khususnya kopi dan tembakau. Untuk pentas seniman Temanggung kita datangkan ke sini. Melalui foto tadi, Kang Farhan jadi tahu keindahan alam Temanggung, tempat-tempat wisatanya, seni budayanya,” kata dia.

    Ketua Panitia Festival Temanggung 2025, Adi Bangun menyampaikan, melalui cara ini membuat orang tertarik datang ke Temanggung, sebab ada upaya mengenalkan potensi yang ada, seperti makanan khas.

    FIKT sendiri juga memiliki tugas mem- branding produk-produk pariwisata dan produk unggulan lainnya.

    “Temanggung terbuka bagi investor, jadi tujuan utama membranding ke depan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Putra-putri Temanggung yang ada di perantauan mencoba peduli apa yang ada, akan kita buat ketika menyebut Temanggung orang luar itu tahu dengan segala potensinya,” kata Adi.

    Sementara Ketua DPRD Temanggung Yunianto, mengapresiasi Festival Temanggung 2025, karena memperlihatkan sinergitas luar biasa, guyub rukun, harmonisasi seluruh warga Temanggung dari berbagai latar belakang tercurah di sini. (eko/redaksi)

    Source link

  • 18 Desa Tancap Gas Bentuk Kopdes Merah Putih, Penandatanganan Akta Dilakukan Hari Ini

    Pati, Infojateng.id Sebanyak 18 desa di Kecamatan Margorejo dipastikan siap mendirikan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Hal ini disampaikan langsung oleh Camat Margorejo, Imam Kartiko, dalam agenda penting yang digelar pada sore hari ini, Senin (5/5/2025) di aula kecamatan setempat.

     

    Menurut Imam Kartiko, kegiatan sore ini dirancang khusus untuk mengundang seluruh kepala desa serta calon pengurus Koperasi Desa Merah Putih dari masing-masing desa. Tiap desa mengirimkan tiga unsur pengurus inti, yakni Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Acara ini juga disaksikan oleh pihak notaris, Dinas Koperasi, serta Dispermades Kabupaten Pati.

     

    “Sore hari ini, rencananya kita akan melakukan penandatanganan akta notaris sebagai langkah awal pendirian Koperasi Desa Merah Putih,” ujar Imam.

     

    Lebih lanjut, Imam menyebutkan bahwa proses pembentukan koperasi di Kecamatan Margorejo sudah berjalan dengan lancar. “Di Margorejo sudah fix, sudah clear 18 desa. Kita juga terus menjalin komunikasi intensif dengan pihak notaris terkait jenis koperasi dan kelengkapan administrasi. Insyaallah semua sudah siap untuk penandatanganan akta,” tambahnya.

     

    Pendirian Kopdes Merah Putih ini diharapkan mampu menjadi wadah ekonomi kerakyatan yang memperkuat kemandirian desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Margorejo.

     

    Sementara itu, Sugito, Ketua Pasopati Kecamatan Margorejo yang juga Kepala Desa Banyuurip, mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselenggaranya kegiatan pada sore hari ini.

    “Kami dari jajaran kepala desa se-Kecamatan Margorejo hadir dan mengawal langsung kegiatan Kopdes Merah Putih. Pada sore ini, dilaksanakan penandatanganan akta notaris sebagai langkah penting dalam pendirian koperasi. Kegiatan ini diprakarsai oleh Bapak Camat Margorejo, dan kami dari Pasopati memberikan dukungan penuh terhadap seluruh proses dan tujuan besar dari program ini,” imbuhnya.

     

    ‘Kami mendukung kebijakan dan program-program Bapak Bupati Pati, H. Sudewo. Alhamdulillah, beliau selalu memberi ruang bagi para kepala desa untuk memimpin dan melindungi wilayahnya masing-masing secara langsung,” sambungnya.

    Salah satu program unggulan Bupati Sudewo yang diapresiasi adalah terkait penanganan kedisiplinan anak-anak dalam bermain gadget. “Kami di Kecamatan Margorejo terus menjaga kekompakan antar kepala desa. Kami selalu berkoordinasi dengan Bapak Camat dan menjalankan kebijakan secara satu komando, satu pintu,” terangnya. (san/redaksi)

    Source link

  • Gandeng Zurich Fondation, Pemprov Jateng Kembangkan Ide Karamba dan Rumah Apung Pantura

    Semarang, Infojateng.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Zurich Foundation melalui Zurich Climate Resilience Alliance (ZCRA), serta Mercy Corps Indonesia (MCI) menandatangani kerja sama Memorandum of Understanding (MoU), di Hotel Gumaya, Kota Semarang, Senin (5/5/2025).

    Kerja sama itu akan menggarap proyek pengelolaan model kawasan pesisir terpadu yang berketahanan iklim di wilayah Pantai Utara (Pantura).

    Direktur Eksekutif MCI, Ade Soekadis, mengatakan, projek jangka panjang membangun ketahanan iklim hingga 2035 itu menyasar wilayah hulu dan hilir.

    Agenda tersebut akan digarap sejumlah wilayah kabupaten/ kota di Jateng. Mulai dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.

    “Jateng unik, dampak penurunan muka tanah dari Kabupaten Brebes-Jepara di mana banyak desa tenggelam. Di hilir ada rob dan banjir bandang, sebagian areanya bahkan banyak jadi genangan permanen. Ini hal yang mendesak untuk ditangani. Oleh karena itu, kami pilih Jateng untuk pekerjaan ini,” kata Ade.

    Ade mengatakan, penurunan muka tanah (land subsidence) di Pantura Jateng pemicu abrasi menjadi isu penting skala global.

    Maka, kata dia, perlu pengelolaan model kawasan pesisir terpadu yang berketahanan iklim. Proyek ini dilakukan dengan tiga pendekatan.

    Pertama, memperkuat kebijakan global dan nasional terkait banjir di pesisir dan genangan pesisir permanen.

    Kedua, mendorong pembangunan berketahanan iklim yang efektif di tingkat nasional. Dan yang ketiga, memberdayakan masyarakat terdampak banjir di Pantura Jateng.

    Khusus pada poin ketiga yakni pemberdayaan masyarakat, Ade bilang, pekerjaan akan fokus untuk membuat mata pencaharian alternatif di wilayah yang terdampak abrasi.

    Contoh di Pekalongan, telah membuat percontohan permodelan keramba apung pada sektor perikanan di lahan abrasi.

    “Salah satunya keramba apung yang tentunya bisa adaptasi akan naik turunnya pasang surut air laut. Pendekatan lain di Semarang, atau Demak bisa berbeda. Kita mencari mata pencaharian yang adaptif dan berkelanjutan supaya masyarakat tetap bisa mencari pemasukan secara ekonomi,” ujarnya.

    Kemudian pendekatan ketahanan iklim di wilayah hulu, yakni memberi solusi pertanian yang mengutamakan konservasi lahan.

    Di antaranya menggunakan pupuk organik, dan menambahkan tanaman yang akarnya bisa menahan potensi tanah longsor, dan banjir bandang.

    Dia mencontohkan pemberdayaan petani itu telah dilakukan di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

    Petani didorong melakukan budidaya tanaman yang lebih konservatif sehingga tak berikan dampak buruk terhadap lingkungan.

    “Dua benefit akan di dapat, secara ekonomi berdaya dan lingkungannya juga berdampak positif,” kata dia.

    Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen memberi apresiasi kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam projek tersebut sehingga Jateng bisa menjadi percontohan.

    Diharapkannya, hal itu akan menjadi bukti nyata dalam membuat pengelolaan kawasan pesisir terpadu yang berketahanan iklim.

    Pihaknya menggarisbawahi bila perhatian besar juga mengatasi dari sisi hulunya.

    Maka perbaikan sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti Kupang, Babon, Tuntang, dan lainnya yang menuju ke wilayah hilir di Pantura.

    “Selaras dengan program infrastruktur, Pemprov Jateng akan kolaborasi dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota. Dari pusat kebawah harus sinkron. Seperti (banjir dan rob) di Kabupaten Demak itu perlu pemikiran intens,” kata Yasin.

    Gus Yasin, sapaan akrabnya, juga meminta resume kajian dari para peneliti untuk perumusan kebijakan yang paling tepat ke depan Bersama-sama.

    Sejauh ini, tutur dia, Pemprov Jateng telah menggandeng Universitas Diponegoro untuk proyek penyediaan air bersih di wilayah pesisir Pantura dengan program desalinasi.

    Proyek lain yang sedang dirumuskan yakni pembuatan rumah apung. Ini untuk memfasilitasi masyarakat yang tak ingin pindah dari rumahnya yang dihantam abrasi.

    “Akan tetapi kita tahu tidak semua masyarakat mau pindah, mereka masih ingin bertahan karena di sana ada mata pencahariannya. Maka kami juga saat ini sudah bekerja sama dengan Undip bagaimana ke depannya bangun perumahannya dengan rumah apung  yang tetap eksis dengan pasang surut air laut,” katanya. (eko/redaksi)

    Source link

  • Ahmad Lutfi Larang Konvoi Kelulusan, Syukuran di Masjid atau Yasinan Saja

    Semarang, Infojateng.id – Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengutarakan ide bagi siswa jelang kelulusan siswa SMP, SMA, SMK, dan SMALB. Tak boleh ada arak-arakan atau konvoi.

    Ia menganjurkan memperbanyak syukur dengan beribadah di masjid, yasinan atau ke gereja sesuai agama masing-masing.

    Pengumuman kelulusan untuk siswa jenjang SMA, SMK, SMALB yang berada di bawah naungan Pemprov Jateng akan dilakukan pada 5 Mei 2025.

    Sementara itu, kelulusan untuk jenjang SMP, SMPLB, serta Paket B dan siswa SD/Sederajat akan diumumkan bersamaan pada 8 Juni 2025.

    “Cukup syukur saja. Yasinan boleh, ke gereja, atau ke masjid,” kata Ahmad Luthfi saat ditanya usai memberikan arahan di acara Musrenbang RPJMD Provinsi Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (5/5/2025).

    Kegiatan itu selain mendekatkan diri pada Yang Kuasa juga sebagai bentuk rasa syukur. Di sisi lain tak membutuhkan biaya.

    Perlu diketahui, pengumuman kelulusan ini dilaksanakan secara daring melalui website masing-masing sekolah dan media daring lain sekurangnya pukul 18.00.

    Hal tersebut tertuang dalam SE Disdikbud Provinsi Jawa Tengah Nomor: 400.3.8/71/2025 tentang Pelaksanaan Pengumuman Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB, Provinsi Jawa Tengah Tahun Ajaran 2024/2025.

    Ahmad Luthfi yang merupakan mantan Kapolda Jateng juga mengimbau tak ada kegiatan konvoi, arak-arakan atau hura-hura dari siswa setelah kelulusan.

    Apalagi, kegiatan itu mengganggu ketertiban umum atau bahkan sampai merusak fasilitas umum.

    “Tak perlu hura-hura. Kita jaga ketertiban, tak merusak, tak foya-foya apalagi sampai melanggar hukum,” lanjutnya.

    Sebaliknya, ia mengingatkan bahwa lulusan ini bukan puncak dari segala-galanya. Kelulusan justru menjadi pintu awal menuju tahapan berikutnya.

    Bagi siswa yang akan melanjutkan jenjang pendidikan maka harus segera mempersiapkan diri.

    Termasuk bagi siswa yang akan bekerja maka harus melatih skil sebagaimana yang dibutuhkan oleh dunia usaha. Hal itu justru akan lebih bermanfaat untuk masa depan anak. (eko/redaksi)

    Source link

  • Gubernur Jateng Akan Kuliahkan 100 Mahasiswa ke Korsel

    Semarang, Infojateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi akan memberangkatkan 100 orang lulusan SMA dan SMK untuk melanjutkan study atau kuliah di luar negeri. Tepatnya di 18 universitas pilihan yang ada di Korea Selatan (Korsel).

    “Kita akan buka beasiswa kuliah ke luar negeri. Kita berangkatkan 100 mahasiswa ke Korsel,” kata Ahmad Luthfi saat dialog di Rumah Rakyat, Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (5/5/2025).

    Pembukaan kesempatan untuk kuliah ke Korsel itu adalah tindak lanjut dari kerja sama sister province dengan Chungcheongbuk-Do dan dukungan dari KBRI di Korea Selatan.

    Pada 2025, program beasiswa ke Korsel itu masih dalam tahap seleksi. Sejauh ini ada sekitar 800 pendaftar yang berminat mengikuti program tersebut.

    Setelah terpilih 100 orang, nanti akan diberikan pelatihan bahasa, budaya, dan perilaku sesuai negara tujuan.

    Pelatihan akan dilakukan selama enam bulan sebelum diberangkatkan pada awal 2026.

    Pengawasan terhadap penerima beasiswa saat berada di Korsel akan dilakukan secara bersama-sama antara KBRI dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

    “Kalau lulus seleksi maka akan dibiayai terkait pelatihan bahasa, kita kursuskan selama enam bulan,” kata Luthfi.

    Dijelaskan, program beasiswa ke luar negeri ini merupakan salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah.

    Sebab, salah satu faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah layanan dasar yaitu pendidikan.

    “Jadi tidak tidak cukup sandang, pangan, dan papannya. Tetapi paling penting adalah pendidikan. Ia harus cerdas dan pintar sehingga bisa mengangkat kesejahteraan keluarga atau yang berkaitan dengan layanan dasar lain,” ungkap gubernur.

    Selain Korsel, Ahmad Luthfi juga membidik negara tujuan lainnya. Di antara Jerman, Turki, Mesir, dan Cina. Proyeksi kerja sama dengan sejumlah negara tersebut juga sedang digodok.

    “Di mana saja kita coba yang penting masyarakat kita pintar,” katanya didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen dan Sekda Jateng Sumarno.

    Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menambahkan, fasilitas yang diberikan kepada penerima beasiswa selama belajar di luar negeri antara lain disediakan asrama, biaya hidup, dan asuransi kesehatan.

    Bahkan selama di sana penerima beasiswa dapat bekerja untuk mendapatkan uang tambahan.

    “Paling utama adalah pendaftaran di kampus-kampus di Korsel, bisa memilih sesuai jurusan adik-adik atau yang diinginkan. Seleksi akan dipermudah, tidak harus mengikuti ketentuan dari sana. Fleksibel,” kata Taj Yasin.

    Seorang pelajar SMKN 4 Semarang, Chesy Aisya Afitri, mengaku senang dengan adanya program beasiswa kulaih ke luar negeri.

    Menurutnya itu sangat penting sekali untuk generasi sekarang, apalagi untuk mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu atau tinggal di daerah pelosok karena kesempatan untuk melanjutkan kuliah belum tentu bisa.

    Chesy bahkan sudah berniat untuk ikut dalam seleksi beasiswa. Ia mengincar kesempatan untuk belajar di Jerman atau Turki dengan jurusan komunikasi.

    “Penting banget, beasiswa itu keren banget. Semoga ke depan bisa lebih diminati dan dinikmati oleh teman-teman semua yang mungkin ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri,” ujar Chesy.

    Siswi kelas 11 Desain Komunikasi Visual SMKN 4 Semarang itu berharap ilmu yang didapat nanti dapat disalurkan dan berkontribusi bagi masyarakat.

    Pelajar lainnya, Mahesa Nur Iqbal, mengatakan, beasiswa ke luar negeri ini dapat membantu meningkatkan kehidupan di masa depan.

    Ia mengapresiasi langkah Pemprov Jateng yang memberikan program beasiswa tersebut.

    “Beasiswa ini kan ke luar negeri. Sangat penting untuk masa depan pendidikan di Jawa Tengah. Saya berharap program ini juga diawasi dengan baik, terutama bagi yang sudah diberangkatkan ke luar negeri,” kata Mahesa. (eko/redaksi)

    Source link

  • Laporkan Jika Ada Pungutan di Sekolah SMA

    Semarang, Infojateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan tidak ada lagi pungutan yang ditarik oleh SMA Negeri di Jawa Tengah. Seluruh kegiatan pendidikan sudah ditangani oleh pemerintah.

    “Di SMA sudah tidak ada pungutan karena P5 sudah nggak berlaku,” kata Ahmad Luthfi usai dialog terkait masalah pendidikan yang digelar di Rumah Rakyat, Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (5/5/2025) pagi.

    Ahmad Luthfi menjelaskan, dalam Permendikbud nomor 75 tahun 2016 dijelaskan bahwa komite sekolah tidak boleh memungut atau meminta pembiayaan dari orang tua murid.

    Komite sekolah hanya boleh menerima sumbangan sukarela atau tanpa paksakan dari orang tua murid untuk mendukung kegiatan pendidikan.

    “Kita ada Permendikbud nomor 75. Orang tua siswa boleh menyumbang tetapi Komite Sekolah tidak boleh memungut atau meminta. Pembiayaan sudah ditangani oleh BOS, BOSDA, dan lain sebagainya,” jelasnya.

    Ia juga meminta kepada Komite Sekolah untuk menyosialisasikan hal itu dengan baik kepada orangtua atau wali murid.

    Luthfi dengan tegas menyatakan, apabila masih ada sekolah yang meminta atau menarik biaya atau pungutan kepada orang tua/wali murid agar segera dilaporkan untuk ditindaklanjuti.

    “Untuk itu kalau memang ada SMA Negeri yang masih menarik biaya atau pungutan segera laporkan kita. Akan kita evaluasi,” tegas Mantan Kapolda Jateng itu.

    Sebelumnya, dalam dialog di Rumah Rakyat tersebut, salah seorang guru dari SMAN 1 Semarang, Laksono, mengadu kepada Gubernur Ahmad Luthfi tentang pembiayaan sekolah dari orang tua murid.

    Terutama terkait pembiayaan kegiatan P5 pada kurikulum merdeka yang belum tercover oleh BOS dan lainnya.

    “Sumbangan sukarela banyak kendala. Kepala sekolah sering dilaporkan pungli. Dana BOS tidak mencukupi. Bagaimana menjembatani agar komite dan orang tua  murid punya satu persepsi yang sama,” katanya kepada Ahmad Luthfi. (eko/redaksi)

    Source link

  • Garap Pengelolaan Kawasan Pesisir Terpadu, Pemprov Jateng Gandeng Zurich Foundation dan MCI – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

    SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Zurich Foundation dan Mercy Corps Indonesia (MCI), menggarap proyek pengelolaan kawasan pesisir terpadu di wilayah Pantai Utara (Pantura).

     

    Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang dilaksanakan di Hotel Gumaya Semarang, Senin (5/5/2025).

     

    Direktur Eksekutif MCI, Ade Soekadis mengatakan, proyek jangka panjang dalam membangun ketahanan iklim hingga 2035 itu, menyasar wilayah hulu dan hilir. Agenda tersebut akan digarap di sejumlah kabupaten/kota di Jateng. Mulai dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, Salatiga, Demak, dan Grobogan.

     

    Menurutnya, kondisi penurunan muka tanah (land subsidence) yang terjadi dari Brebes hingga Jepara, sudah memprihatinkan. Di hilir ada rob dan banjir bandang, sebagian areanya bahkan banyak jadi genangan permanen.

     

    “Ini hal yang mendesak untuk ditangani. Oleh karena itu, kami pilih Jateng untuk pekerjaan ini,” kata dia.

     

    Ade menyampaikan, penurunan muka tanah di Pantura Jateng, menjadi pemicu abrasi. Oleh karenanya, perlu pengelolaan model kawasan pesisir terpadu, yang berketahanan iklim.

     

    Ditambahkan, proyek tersebut dilakukan dengan tiga pendekatan. Pertama, memperkuat kebijakan global dan nasional, terkait banjir di pesisir dan genangan pesisir permanen. Kedua, mendorong pembangunan berketahanan iklim yang efektif di tingkat nasional. Ketiga, memberdayakan masyarakat terdampak banjir di Pantura Jateng.

     

    Dalam pemberdayaan masyarakat, tutur Ade, fokusnya adalah membuat mata pencaharian alternatif di wilayah yang terdampak abrasi. Misalnya, di Pekalongan telah dibuat percontohan keramba apung pada sektor perikanan lahan abrasi.

     

    “Kita mencari mata pencaharian yang adaptif dan berkelanjutan, supaya masyarakat tetap ada pendapatan secara ekonomi,” jelasnya.

     

    Adapun untuk pendekatan ketahanan iklim di wilayah hulu, solusinya melalui pertanian yang mengutamakan konservasi lahan. Di antaranya menggunakan pupuk organik, dan menambahkan tanaman yang akarnya bisa menahan potensi tanah longsor, dan banjir bandang.

     

    Ade mencontohkan, pemberdayaan petani telah dilakukan di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Petani didorong melakukan budidaya tanaman konservasi, sehingga tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.

     

    Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin memberi apresiasi kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam proyek tersebut, sehingga Jateng bisa menjadi percontohan.

     

    Kontribusi yang diberikan akan menjadi bukti nyata, dalam pengelolaan kawasan pesisir terpadu yang berketahanan iklim.

     

    Taj Yasin juga meminta resume kajian dari para peneliti, untuk perumusan kebijakan yang paling tepat. Sejauh ini, tutur dia, Pemprov Jateng telah menggandeng Universitas Diponegoro untuk proyek penyediaan air bersih di wilayah pesisir Pantura, dengan program desalinasi.

     

    Proyek lain yang sedang dirumuskan adalah pembuatan rumah apung, untuk memfasilitasi masyarakat yang tak ingin pindah dari rumahnya yang dihantam abrasi. Mereka masih ingin bertahan, karena ada mata pencahariannya di sana.(Humas Jateng)*ul

     



    Source link

  • Ketua Rabithah Alawiyah Jateng-DIY Prihatin Ada Anggota Polri Yang Di Sekap Kelompok Abarko Saat Amankan Demo di Semarang

    Polda Jateng-Kota Semarang|Insiden kerusuhan dan penyekapan Anggota Polri oleh Kelompok Anarko yang mencederai peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei 2025 di Kota Semarang mendapat sorotan dan keprihatinan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satunya datang dari Ketua Rabithah Alawiyah Jawa Tengah dan DIY, Habib Abu Bakar bin Ahmad Al Attas.

    Dalam pernyataannya dalam sebuah Video, Habib Abu Bakar menyampaikan rasa prihatin dan menyayangkan tindakan yang mencoreng suasana damai peringatan Hari Buruh. Ia menyoroti secara khusus aksi kelompok yang diduga menganut paham anarko hingga mengarah pada tindakan kekerasan dan penyekapan terhadap aparat kepolisian yang tengah menjalankan tugas pelayanan dan pengamanan.

    “Kami sangat prihatin dan menyayangkan insiden yang terjadi pada peringatan May Day di Semarang. Aksi yang seharusnya berlangsung damai justru dicederai oleh paham Anarko yang menimbulkan kerusuhan, bahkan sampai menyekap aparat kepolisian yang sedang mengamankan dan melayani masyarakat,” ungkapnya.

    Habib Abu Bakar menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, kedamaian, dan tanggung jawab dalam menyampaikan aspirasi. Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang, baik di Jawa Tengah maupun di wilayah lain di Indonesia.

    “Semoga hal seperti ini tidak terulang lagi di Jawa Tengah khususnya, dan di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya. Aspirasi boleh disampaikan, tapi harus dengan cara yang beradab dan damai,” pungkasnya.

    Sementara itu dalam keterangan nya, Kabid Humas Polda Jatwng ikut menyayangkan terjadinya aksi tersebut.

    ” Penyanderaan terhadap anggota Polri saat mengamankan Demo oleh kelompok Anarko merupakan hal serius, kami akan menindaklanjuti nya,” tegas Kabid Humas, pada Senin (5/5)

  • Pentingnya Sinergitas untuk Atasi Stunting

    Pati, Infojateng.id – Pemerintah Kabupaten Pati melalui TP PKK setempat kembali melakukan pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting.

    Upaya itu dilakukan melalui program inovatif, yakni Bersama Identifikasi Stunting (Berdenting) yang digelar di Kantor Kecamatan Jakenan, Senin (5/5/2025).

    Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ketua TP-PKK Kabupaten Pati, Atik Sudewo, bersama jajaran lintas sektoral termasuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Camat Jakenan, Kapolsek, Danramil, Ketua TP-PKK Kecamatan Jakenan, dan perwakilan dari desa serta kader Posyandu.

    Dalam sambutannya, Atik Sudewo menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam menangani stunting.

    Ia menekankan bahwa TP-PKK Kabupaten tidak bisa bekerja sendiri dan memerlukan kolaborasi erat dengan PKK tingkat kecamatan, desa, serta instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dan dinas-dinas lainnya.

    “Hari ini saya mengapresiasi kegiatan Berdenting yang digagas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Ini bentuk nyata kolaborasi mulai dari desa, posyandu, hingga lintas instansi. Kegiatan ini gratis, jadi manfaatkanlah untuk periksa dan konsultasi. Ini kesempatan emas,” ujar Atik.

    Lebih lanjut Atik menjelaskan bahwa sebanyak 160 anak telah teridentifikasi mengalami gangguan pertumbuhan berdasarkan hasil pemeriksaan dari tingkat posyandu.

    Namun, ia menegaskan bahwa temuan tersebut bukanlah vonis, melainkan peluang untuk deteksi dini dan intervensi cepat.

    “Jangan berkecil hati jika hasil pemeriksaan menunjukkan ketidaksesuaian. Justru dengan deteksi awal, kita bisa memberikan penanganan yang tepat dan terarah, bahkan dengan bantuan dokter spesialis dan tenaga ahli dari Dinas Kesehatan,” tegasnya.

    Tak hanya layanan medis, kegiatan tersebut juga melibatkan edukasi gizi, konseling kejiwaan, dan pemeriksaan menyeluruh bagi anak-anak yang hadir.

    Adapun RS Keluarga Sehat dan Danone juga turut ambil bagian dalam memberikan dukungan teknis dan logistik.

    Dalam kesempatan itu, Atik mengingatkan pentingnya peran orang tua, tidak hanya ibu, dalam menjaga tumbuh kembang anak.

    Ia menyoroti kebiasaan memberi gawai kepada anak sebagai pengganti perhatian, yang menurutnya bisa berdampak buruk terhadap perkembangan mental dan sosial anak.

    “Jangan biarkan anak terlalu akrab dengan HP. Kalau sudah kecanduan, Ibu sendiri yang susah. Anak bisa berperilaku agresif atau tidak patuh. Mari lebih peka dan peduli,” imbaunya.

    Melalui program Berdenting, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Pati berkomitmen memperluas jangkauan pelayanan kesehatan anak, serta memperkuat peran keluarga dalam menciptakan generasi yang sehat dan bebas stunting. (eko/redaksi)

    Source link

  • Polres Klaten Gelar Penyuluhan Serentak di SMA/SMK se derajat, Kapolres Tekankan Bahaya Kenakalan Remaja

    KLATEN – Polres Klaten menggelar kegiatan penyuluhan dan pembinaan serentak kepada pelajar tingkat SMA/ SMK sederajat se-Kabupaten Klaten, Senin (6/5/2023). Kegiatan ini menyasar seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, dan dipimpin langsung oleh jajaran pejabat utama, perwira, hingga Kapolsek setempat di masing-masing wilayah.

    Kapolres Klaten, AKBP Nur Cahyo A.P., S.H., S.I.K., M.H., M.Si., secara langsung memimpin kegiatan di SMA Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Sedikitnya 1.059 siswa mengikuti penyuluhan yang berlangsung mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai.

    Dalam paparannya, AKBP Nur Cahyo menekankan pentingnya kesiapan mental dan karakter siswa dalam menghadapi masa depan serta menjauhi perilaku menyimpang.

    “Para siswa sekarang berada di masa transisi menuju kedewasaan. Dalam dua atau tiga tahun ke depan, mereka harus mampu membuat keputusan penting dalam hidup, termasuk pilihan kuliah atau profesi,” ujar AKBP Nur Cahyo.

    Ia juga mengingatkan siswa untuk tidak terjerumus dalam pergaulan negatif seperti bullying, konsumsi alkohol, hingga perkelahian pelajar. Selain itu, ia menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap peraturan sekolah serta etika terhadap guru dan orang tua.

    “Disiplin, sopan santun, dan semangat belajar harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Hindari kegiatan seperti membolos, merokok di jam sekolah, atau nongkrong tanpa tujuan jelas. Semua itu bisa merusak masa depan kalian,” tambahnya.

    Program ini dilaksanakan secara menyeluruh di wilayah hukum Polres Klaten, sebagai bentuk nyata perhatian aparat kepolisian terhadap generasi muda. Para pejabat utama (PJU), perwira, dan Kapolsek turun langsung memberikan materi di sekolah-sekolah di bawah wilayah tugas masing-masing.

    Materi yang disampaikan mencakup larangan arak-arakan kelulusan, penggunaan knalpot brong, pentingnya tertib berlalu lintas, serta penguatan karakter pelajar di lingkungan sekolah maupun rumah.

    Kepala SMA Muhammadiyah 1 Klaten, Sriyono, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menyebutkan bahwa pendekatan langsung dari aparat kepolisian memberikan dampak positif bagi para siswa.

    “Kegiatan ini membuat para siswa lebih memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Kami berterima kasih atas perhatian dan kepedulian Polres Klaten terhadap masa depan anak-anak kami,” ujar Sriyono.

    Kegiatan ini diharapkan dapat membentuk pelajar Klaten menjadi pribadi yang tangguh, beretika, dan bertanggung jawab, sehingga siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.